PARADIGMA,
MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi
salah
satu
tugas
matakuliah Model Pembelajaran Matematika pada semester genap
tahun akademik 2015/2016
dengan dosen pembimbing Maulana,
M.Pd.
Disusun
oleh :
Kelompok 1
Semester 6 Kelas 3D
1.
Trisna
Nugraha (No. Absen/NIM : 47 / 1307502)
2.
Annisa
Listiorini (No. Absen/NIM : 13 / 1306136)
3.
Tera
Lawina Darajat (No. Absen/NIM : 31 / 1306522)
4.
Maharani
Larasati P. (No. Absen/NIM : 46 / 1307346)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Paradigma, Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan
Taktik dalam Pembelajaran Matematika” tepat pada waktunya. Rasa hormat dan
ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Maulana, M.Pd., selaku dosen
pengampu matakuliah Model Pembelajaran Matematika atas ilmu, bimbingan,
motivasi, dan saran yang diberikan selama perkuliahan. Makalah ini akan
membahas mengenai paradigma atau sudut pandang, model, pendekatan, strategi,
metode, teknik, dan taktik dalam pembelajaran matematika.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan do’a serta dukungan baik secara
moril maupun materiil, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
2.
Bapak Maulana, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah Model Pembelajaran
Matematika.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan baik dari segi materi, tata bahasa, penulisan kalimat, maupun kajian teori. Oleh karena itu kami menerima kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca agar kami dapat memperbaikinya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami khususnya dan bagi para pembaca
umumnya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Sumedang, 10
Februari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah...................................................................
1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................
2
1.3 Tujuan
Pembahasan..........................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Paradigma
Pembelajaran Matematika..............................................
4
2.2 Model
Pembelajaran Matematika.....................................................
6
2.3 Pendekatan
Pembelajaran Matematika.............................................
9
2.4 Strategi
Pembelajaran Matematika................................................... 12
2.5 Metode
Pembelajaran Matematika................................................... 14
2.6 Teknik
Pembelajaran Matematika.................................................... 16
2.7 Taktik
Pembelajaran Matematika..................................................... 18
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan........................................................................................... 20
3.2 Saran................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan
manusia dan setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya. Setiap manusia perlu
proses pendewasaan, baik pendewasaan secara fisik maupun psikis kejiwaan. Pendewasaan
pada diri seseorang tidak bisa sempurna tanpa didukung dengan pengalaman berupa
pelatihan, pembelajaran serta proses belajar. Artinya, belajar dan pembelajaran
merupakan proses penting bagi kehidupan manusia untuk menjadi dewasa.
Pembelajaran matematika merupakan suatu interaksi
antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar yang dilakukan
dengan tujuan siswa memahami konteks matematika yang diajarkan. Pembelajaran
matematika ditujukan untuk tercapainya standar kompetensi/kompetensi inti dan
kompetensi dasar pembelajaran dimana pembelajaran harus dilakukan secara
berkesinambungan. Guru juga harus memperhatikan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran. Melakukan evaluasi yang
relevan dan disesuaikan dengan proses dalam pembelajaran.
Guru sebagai pemegang peranan utama dalam proses
belajar mengajar tentu harus mengetahui beberapa pengetahuan yang meliputi
pengetahuan konten materi dan pengetahuan konten pedagogis juga kurikulum.
Dengan memahami pengetahuan konten pedagogis kurikulum maka guru sebagai
pemegang peranan utama dalam pembelajaran matematika tidak hanya memiliki
pengetahuan akan materi matematika yang diajarkan. Akan tetapi guru juga memiliki
pengetahuan konseptual dan prosedural yang akan mengantarkan siswa ke topik
pembelajaran, memiliki kecakapan untuk menangani miskonsepsi yang mungkin
terjadi dalam pengajaran matematika dan memahami tahapan bahwa mereka masih
memiliki sedikit pemahaman tentang suatu materi menuju penguasaan materi
tertentu. Oleh karena itu guru diharapkan mampu mengetahui dan
mengimplementasikan paradigma, model, pendekatan, strategi, metode, teknik
serta taktik yang diterapkan untuk melakukan pembelajaran matematika sesuai
dengan kondisi yang ada.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
pemaparan latar belakang di atas, penulis dapat menyimpulkan beberapa rumusan
masalah yaitu sebagai berikut ini.
1.2.1
Bagaimana perkembangan paradigma pembelajaran matematika?
1.2.2
Bagaimana model pembelajaran dalam pembelajaran matematika?
1.2.3
Bagaimana pendekatan pembelajaran dalam pembelajaran
matematika?
1.2.4
Bagaimana strategi pembelajaran dalam pembelajaran
matematika?
1.2.5
Bagaimana metode pembelajaran dalam pembelajaran matematika?
1.2.6
Bagaimana teknik pengajaran dalam pembelajaran matematika?
1.2.7
Bagaimana taktik pengajaran dalam pembelajaran matematika?
1.3
Tujuan
Pembahasan
Adapun
beberapa tujuan yang dapat diketahui di dalam penulisan makalah ini di
antaranya sebagai berikut.
1.3.1
Untuk mengetahui serta memahami perkembangan paradigma
pembelajaran matematika.
1.3.2
Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai model
pembelajaran dalam pembelajaran matematika.
1.3.3
Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai
pendekatan pembelajaran dalam pembelajaran matematika.
1.3.4
Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai strategi
pengajaran dalam pembelajaran matematika.
1.3.5
Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai metode
dalam pembelajaran matematika.
1.3.6
Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai teknik
pembelajaran dalam pembelajaran matematika.
1.3.7
Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai taktik
pengajaran dalam pembelajaran matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Paradigma
Pembelajaran Matematika
Darmawan dan Permasih (2013, hlm. 124) menyatakan
bahwa “belajar adalah aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar
terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu
melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu, …”. Perubahan yang dimaksud
hendaknya terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran
merupakan perkembangan dari istilah belajar, mengajar atau pengajaran dimana
pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh guru atau pendidik untuk
membelajarkan siswa yang belajar. Purnomo (2015, hlm. 4) menyatakan bahwa
pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha sadar yang melibatkan proses
interaktif antara guru dan siswa untuk memahami, merespons dan bergerak
mencapai tujuan belajar. Dengan demikian pembelajaran matematika merupakan
suatu interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara
sadar dan dilakukan dengan tujuan siswa memahami konteks matematika yang
diajarkan.
Dalam perjalanannya tentu pembelajaran matematika
memiliki perkembangan atau pergeseran paradigma yang bisa saja dipengaruhi oleh
teori atau prinsip pembelajaran yang ada. Pembelajaran sendiri menurut Grafura
dan Wijayanti (2012, hlm 9) mengalami pergeseran dari paradigma behaviorisme
menuju kognitivisme, dan sekarang berada di konstruktivisme. Paradigma
pembelajaran behaviorisme memandang bahwa pembelajaran merupakan suatu proses
yang mengedepankan perubahan tingkah laku dengan adanya stimulus dan respons.
Sedangkan paradigma kognitivisme memandang bahwa perubahan persepsi dan
pemahaman atau kognitif yang menitikberatkan pada proses dan interaksi dalam
pembelajaran. Paradigma konstruktivisme merupakan perpaduan dari kognitif dan
behavior yang memandang bahwa pembelajaran ditujukan kepada pembentukan dan
pemahaman pengetahuan yang mengedepankan hasil, konstruksi dan interaksi dari
proses pembelajaran.
Paradigma konstruktivisme memandang bahwa
pembelajaran matematika diarahkan kepada peserta didik untuk membangun
pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Dengan kata lain bahwa pembelajaran
matematika dajarkan dengan proses pembelajaran yang berpusat kepada siswa yang
mendasari pembelajaran bertajuk situated-learning
yaitu suatu proses pembelajaran yang diarahkan kepada kebermaknaan pada dunia
nyata. Paradigma belajar konstruktivisme selaras dengan teori Realistic Mathemathics Education (RME)
yang dikembangkan oleh Freudential. Masthoni (2011) menegaskan teori RME yang
mengatakan bahwa pengetahuan matematika dikreasi bukan ditemukan sebagai
sesuatu yang sudah jadi. Guru tidak sebagai sumber atau pusat pembelajaran
namun berperan sebagai fasilitator pembelajaran. Guru menciptakan kondisi
pembelajaran dan merencanakan jalannya pembelajaran dengan materi yang sesuai,
representatif, serta realistik bagi siswa sehingga memperoleh pengalaman
belajar yang optimal..
Paradigma pembelajaran matematika juga dapat
digolongkan kedalam tiga pandangan diantaranya yaitu pembelajaran matematika
tradisional, pembelajaran matematika modern dan pembelajaran matematika masa
kini. Pembelajaran matematika tradisional memiliki beberapa kekhasan seperti
yang diungkapkan Ruseffendi (1992, hlm. 78) ciri tesebut meliputi materinya
materi lama, lebih mengutamakan kepada hafalan daripada pengertian, menekankan
kepada melatih otak daripada kegunaannya, bahasa/istilah/simbol yang
dipergunakan tidak jelas, soal-soalnya banyak yang sukar, dan lain-lain. Selaras
dengan hal tersebut, Suwangsih dan Tiurlina (2010) bahwa matematika tradisional
memiliki beberapa kekurangan diantaranya materi tidak berkaitan dan
berkesinambungan, topik matematika tidak berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari, kurang memerhatikan ketepatan bahasa, dan kurang membuat siswa
untuk memicu pengetahuannya.
Pada pembelajaran matematika modern terdapat metode
dan pendekatan baru yang digunakan dalam pembelajaran seperti metode penemuan
dan pendekatan spiral. Pembelajaran matematika modern lebih mengutamakan kepada
pemahaman dibandingkan dengan hafalan. Selain pendekatan spiral, pembelajaran
modern juga menggunakan pendekatan materi yang menggunakan cara deduktif.
Menurut Suwangsih dan Tiurlina (2010, hlm. 57) pembelajaran matematika modern
dianggap berhasil karena meningkatkan hasi belajar siswa yang pandai dan jumlah
matematikawan semakin meningkat.
Lain lagi dengan pembelajaran masa kini, bahwa
pembelajaran matematika ditujukan kepada kegiatan pemecahan masalah sebagai
sentral pengajaran matematika. Pembelajaran matematika masa kini juga
mengarahkan kepada konsep keterampilan dasar dalam matematika yang lebih dari
sekedar keterampilan berhitung. Pembelajaran matematika masa kini dibantu
dengan penggunaan teknologi seperti kalkulator dan komputer. Oleh karena itu
evaluasi hasil belajar sesuai dengan prinsip-prinsip pemecahan masalah.
Pembelajaran matematika masa kini mengarahkan siswa untuk belajar matematika
lebih lama seperti dalam kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004. Dimana
pembelajaran matematika masa kini mempunyai target pelaksanaan yang lebih efektif
dan efisien.
2.2
Model
Pembelajaran Matematika
Seperti kegiatan pembelajaran pada umumnya bahwa
pembelajaran matematika tentu tidak akan terlepas dari model pembelajaran. Kata
model secara umum dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dirancang untuk mewakili
realitas yang sesungguhnya, meskipun pada kenyatannya model itu bisa jadi bukan
merupakan suatu realitas / fisik dari dunia sebenarnya. Adapun pengertian model
pembelajaran itu sendiri seperti definisi yang dikemukakan oleh Rusman dan Dewi
(2013, hlm. 198) model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
kita gunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka di dalam kelas atau dalam
latar tutorial dan dalam bentuk materiil-materiil pembelajaran. Senada dengan
Runtukahu dan Kandou (2014, hlm. 232) model pembelajaran merupakan rancangan
atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, kegiatan pembelajaran,
mengatur materi yang diajarkan, dan memberikan petunjuk kepada guru dalam
setting pengajarannya.
Sagala (2006, hlm. 176) mendefinisikan model
pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan
prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran. Model pembelajaran pada umumnya disusun berdasarkan teori atau
prinsip pembelajaran sebagai pijakan dalam pengembangannya. Joyce dan Weil
(dalam Rusman, 2014, hlm.132) mengungkapkan bahwa para ahli menyusun model
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis,
sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung. Model
pembelajaran pada umumnya memiliki beberapa ciri seperti yang diungkapkan oleh
Rusman (2014) sebagai berikut.
2.2.1
Berdasarkan teori pendidikan dan teori
belajar dari para ahli tertentu.
2.2.2
Mempunyai misi atau tujuan pendidikan
tertentu, misalnya model berfikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses
berfikir induktif.
2.2.3
Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan
kegiatan belajar mengajar di kelas.
2.2.4
Memiliki bagian-bagian model seperti syntax, adanya prinsip reaksi, sisem
sosial, sistem pendukung yang semuanya merupakan pedoman guru dalam
melaksanakan suatu model pembelajaran.
2.2.5
Memiliki dampak sebagai akibat terapan
model pembelajaran meliputi dampak pembelajaran berupa hasil belajar yang dapat
diukur dan dampak pengiring atau hasil belajar jangka panjang.
2.2.6
Membuat persiapan mengajar (desain
instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilih.
Pada hakikatnya pembelajaran dilakukan
untuk membantu peserta didik memperoleh pengetahuan berupa informasi, ide,
keterampilan, nilai, cara berpikir yang dapat dijadikan sebagai sarana ekspresi
dirinya dan belajar bagaimana cara belajar. Tujuan dari pembelajaran itu
sendiri secara jangka panjang yaitu kemampuan peserta didik yang tinggi untuk
dapat belajar lebih mudah dan efektif di masa mendatang. Sehingga model
pembelajaran tidak hanya bermakna deskriptif dan berorientasi masa kini namun
juga bermakna perspektif dan berorientasi ke masa depan. Oleh karena itu model
pembelajaran dapat dijadikan sebagai pola pilihan dengan memperhatikan situasi
dan kondisi yang ada secara sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan
atau pembelajaran.
Dalam
pembelajaran matematika tentu memerlukan pemilihan model yang sesuai terhadap
pembelajaran. Model pembelajaran matematika harus dipilih dan dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tujuan pembelajaran. Beberapa hal
yang harus dipertimbangkan diantaranya yaitu pertimbangan terhadap tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, pertimbangan berdasarkan materi atau bahan
pembelajaran, pertimbangan berdasarkan kepada karakteristik dan kondisi dari
peserta didik dan juga pertimbangan terhadap hal-hal lain yang bersifat
nonteknis. Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut maka pemilihan model
pembelajaran yang sesuai akan berdampak secara langsung terhadap keberhasilan
pembelajaran yang optimal. Selain itu model pembelajaran yang dipilih
menitikberatkan kepada kebutuhan peserta didik bukan untuk memudahan guru untuk
mengajar.
Model pembelajaran berdasarkan para ahli
dikelompokan menjadi empat rumpun model pembelajaran yaitu model interaksi
sosial, model pemrosesan informasi, model personal, dan model modifikasi
tingkah laku. Model interaksi sosial ditujukan untuk membentuk siswa yang aktif
berinteraksi dengan lingkungan belajarnya. Sedangkan model pemrosesan informasi
ditujukan untuk membentuk siswa yang aktif dalam dalam memilih dan
mengembangkan materi yang akan dipelajarinya. Lalu model personal mempunyai
tujuan memuntut peserta didik agar mampu mengeksplorasi, mengelaborasi dan
mengaktualisasikan kemampaunnya dalam kegiatan pembelajaran. Dan model
modifikasi tingkah laku menuntut siswa agar ampu mengembangkan kemampuannya
melalui tugas dan pembentukan perilaku aktif serta memanipulasi lingkungan
untuk kepentingan belajar peserta didik.
Banyak sekali model pembelajaran yang bisa digunakan
dalam pembelajaran matematika diantaranya yaitu model pembelajaran kooperatif,
model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran terpadu atau tematik dan
lain sebagainya. Pembelajaran kooperatif sendiri didasarkan kepada teori
konstruktivisme dan dilakukan dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan jenis model yang bervariasi.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang ditujukan untuk
peningkatan kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap
tantangan dunia nyata. Pembelajaran terpadu atau tematik merupakan pembelajaran
yang dikenal dengan memadukan topik matematika atau topik dalam mata pelajaran
lain yang diajarkan di SD.
2.3
Pendekatan
Pembelajaran Matematika
Menurut Rusman dan Dewi (2013, hlm. 190) pendekatan
pembelajaran yaitu suatu upaya menghampiri makna pembelajaran melalui suatu
cara pandang dan pandangan tertentu. Definisi lain dikemukakan oleh W. Gulo
(dalam Siregar & Nara, 2010, hlm. 75) mengemukakan bahwa, pendekatan pembelajaran
adalah suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan
lingkungannya. Rusman (2014, hlm. 132) mengungkapkan bahwa pendekatan
pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran
merupakan suatu pandangan terhadap proses pembelajaran untuk mendekati makna
dan tujuan pembelajaran sehingga mengupayakan siswa dapat berinteraksi dengan
lingkungannya yang kemudian diturunkan menjadi beberapa strategi, metode dan
lain sebagainya. Pendekatan dijadikan sebagai langkah awal dalam menentukan
arah pelaksanaan ide pembelajaran untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan
pada proses pembelajaran.
Perceival dan Ellington (dalam Siregar & Nara,
2010, hlm. 75) mengungkapkan dua kategori pendekatan pembelajaran diantaranya
yaitu pendekatan pembelajaran beronrientasi guru (teacher oriented approach) dan pendekatan pembelajaran berorientasi
siswa (learner oriented approach).
Kedua kategori pendekatan tersebut merupakan pendekatan pembelajaran secara
umum yang didasarkan kepada variabel utama dalam kegiatan pembelajaran yakni
guru dan siswa. Pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada guru yaitu suatu
pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam pembelajaran
sehingga pembelajaran masih bersifat klasik. Oleh karena itu peran siswa pada
pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan instruksi dari guru dan
tidak memberikan kesempatan untuk mengambangkan minat dan keinginan anak. Pendekatan
yang berpusat kepada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung,
pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Lain lagi dengan pembelajaran yang berpusat kepada peserta
didik yakni pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga pembelajaran lebih bersifat modern.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menurunkan strategi
pembelajaran inkuiry dan discovery serta pembelajaran induktif.
Pada implementasinya guru berperan sebagai fasilitator sehingga pembelajaran
dapat terarah walaupun siswa diberikan kesempatan yang terbuka untuk melakukan
kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung
sesuai dengan minat dan keingintahuannya.
Adapun definisi lain dari pendekatan pembelajaran,
Maulana (2011, hlm. 85) mengungkapkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara
yang ditempuh oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang
disajikan bisa beradaptasi dengan siswa. Dari hal tersebut terdapat dua jenis
pendekatan pembelajaran matematika yakni pendekatan yang bersifat metodologi
dan pendekatan pembelajaran yang bersifat material. Pendekatan metodologi
sendiri merupakan pendekatan pembelajaran yang berkenaan dengan bagaimana cara
peserta didik untuk menerima konsep yang telah diajarkan dan bagaimana cara
guru menyajikan konsep tersebut. Contoh dari pendekatan metodologi yaitu
pendekatan spiral, pendekatan induktif dan deduktif, pendekatan intuitif,
analitik dan sintetik, pendekatan tematik, realistik dan lain sebagainya.
Sedangkan pendekatan materi yaitu pendekatan pembelajaran matematika yang
menitikberatkan kepada bagaimana cara mengaitkan dan menyajikan konsep
matematika terhadap skemata matematika awal siswa.
Pendekatan spiral merupakan suatu pendekatan
pembelajaran metodologi yang dimulai dari cara sederhana menuju cara yang
rumit, dari abstrak ke konkret dan dari induktif ke deduktif sehingga dilakukan
secara bertahap dan memerlukan waktu yang cukup lama. Pendekatan deduktif yaitu
suatu pendekatan metodologi dengan menggunakan cara atau penalaran deduktif.
Sedangkan sebaliknya pendekatan induktif merupakan suatu pendekatan
pembelajaran metodologi dengan menggunakan penalaran induktif yakni penalaran
yang dimulai dari konsep yang bersifat khusus menujuke konsep yang bersifat
umum.
Pendekatan konstektual juga merupakan pendekatan
metodologi yang membantu guru mengaitkan pembelajaran dengan dunia nyata siswa
sehingga bertujuan untuk membentuk pemahaman kepada siswa antara pengetahuan
yang dimiliki dengan aplikasinya di kehidupan sehari-hari. Pendekatan pemecahan
masalah yakni pendekatan metodologi dengan menggunakan masalah sebagai alat
utama dalam pembelajaran yang ditujukan kepada siswa dapat menyelesaikan
masalah tersebut secara kreatif dan implementatif terhadap kehidupan nyata.
Adapun pendekatan realistik yaitu suatu pendekatan pembelajaran metodologi yang
menggunakan masalah realistic sebagai pangkal tolak pembelajaran dan melalui
matematisasi horizontal-vertikal siswa dtujukan untuk mampu menemukan dan
merekonstruksi konsep matematika.
2.4
Strategi
Pembelajaran Matematika
Menurut Rusman dan Dewi (2013, hlm. 195) strategi
pembelajaran adalah pola umum rencana interaksi antara siswa dengan guru dan
sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan teori-teori belajar, Hamalik (2014)
mengungkapkan paling tidak ada empat bentuk strategi pembelajaran yakni belajar
penerimaan atau proses informasi dengan strategi ekspositif, belajar penemuan
atau proses pengalaman dengan strategi inquiry-discovery,
belajar penguasaan berdasarkan pendekatan kelompok dengan strategi belajar
tuntas, dan pembelajaran terpadu berdasarkan pendekatan integrasi dengan
strategi pengajaran unit.
Definisi lain dikemukakan oleh Siregar dan Nara
(2010, hlm. 77) strategi pembelajaran yaitu cara sistematis yang dipilih dan
digunakan seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga
memudahkan pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Definisi tersebut
selaras dengan Aqib (2015, hlm. 70) yang mengungkapkan bahwa strategi
pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar
untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik
menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan
pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan
kegiatan pembelajaran, cara pengorganisasian materi pembelajaran dan siswa,
peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Menurut Rusman (2014, hlm. 132) strategi
pembelajaran lebih menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu.
Dengan kata lain bahwa strategi pembelajaran merupakan sebuah rencana atau a plan of operation achieving something.
Hal tersebut selaras dengan pendapat Grafura dan Wijayanti (2012, hlm. 11)
strategi pembelajaran dimaknai sebagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan esensial.
Strategi pembelajaran masih bersifat konseptual dan memerlukan metode dalam
mewujudkannya. Maulana (2011, hlm. 85) menegaskan bahwa strategi pembelajaran
adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan
segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan lancar,
dan tujuan yang berupa hasil belajar dapat tercapai secara optimal.
Pembelajaran merupakan proses pengemasan dari
kegiatan belajar dan mengajar. Strategi pembelajaran pun merupakan gabungan
strategi belajar dan mengajar. Sehingga Maulana (2011, hlm. 85) mengungkapkan
bahwa strategi belajar yaitu strategi siswa dalam mempelajari konsep-konsep
matematika dan dalam menyelesaikan soal-soalnya. Sedangkan strategi mengajar
seperti yang dikemukakan Maulana (2011, hlm. 8) yakni strategi yang digunakan
oleh guru dalam mengolah matematika untuk pengajaran. Pemilihan strategi
pembelajaran didasarkan kepada kesesuaian dengan kondisi dan situasi dari topik
yang diajarkan. Sehingga dalam pengimplementasiannya dibutuhkan kreativitas dan
keterampilan pendidik dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang
berdasarkan dengan karakteristik peserta didik juga situasi dan kondisi yang
ada.
Rakajoni dan Mappasoro (dalam Majid, 2015, hlm. 69)
mengungkapkan klasifikasi strategi pembelajaran dapat ditinjau dari berbagai
segi yakni pengaturan guru dan siswa, pengolahan pesan, struktur peristiwa
belajar mengajar, dan tujuan belajar. Secara umum berdasar pengaturan guru dan
siswa strategi pembelajaran diklasifikasikan kedalam tiga hal yakni didasarkan sebagai
berikut.
2.4.1
Segi pengaturan guru
meliputi strategi pembelajaran dengan seorang guru dan strategi pembelajaran
dengan team teaching.
2.4.2
Segi guru dan siswa
meliputi strategi pembelajaran tatap muka atau guru dan siswa berinteraksi
secara langsung dan strategi pembelajran jarak jauh dimana guru dan siswa tidak
saling bertemu dan adanya penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
2.4.3
Segi pengaturan siswa
meliputi strategi pembelajaran individual dengan orientasi kepada siswa secara
individual, strategi pembelajaran kelompok kecil yaitu pembelajaran diorganisir
dalam kelompok kecil, dan strategi pembelajaran klasikal yakni pembelajaran
yang jumlah siswanya banyak.
Sedangkan dari segi peranan siswa dan
guru dalam mengolah pesan meliputi strategi ekspositorik yakni berorientasi
kepada guru dan strategi pembelajaran heuristik yakni menghendakin siswa untuk
terlibat aktif dalam pengolahan pesan. Dari segi proses pengolahan pesan
dibedakan menjadi strategi pembelajaran induktif yakni proses pengolahan pesan
yang berlangsung dari hal yang bersifat khusus menuju umum dan strategi
pembelajaran deduktif yakni proses pengolahan pesan dari umum menuju khusus.
Selain itu strategi
pembelajaran terbagi menjadi dua bagian yaitu strategi expository dan discovery learning serta strategi groups dan individual
learning.
2.5
Metode
Pembelajaran Matematika
Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan
sesuatu. Adapun metode pembelajaran secara khusus, Siregar dan Nara (2010, hlm.
80) mendefinisikan metode pembelajaran sebagai suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Definisi yang selaras dikemukakan
oleh Aqib (2015, hlm. 70) metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang
digunakan oleh guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Surakhmad (dalam Suryosubroto, 2009, hlm. 140)
menegaskan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan daripada
proses pengajaran atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran
diberikan kepada murid-murid di sekolah.
Dengan demikian yang dimaksud dengan metode
pembelajaran yaitu suatu cara yang dipakai oleh guru dalam menyampaikan atau
menyajikan suatu materi atau muatan isi dalam pembelajaran sehingga metode
dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran
lebih bersifat prosedural yakni berisi tahapan-tahapan tertentu yang
dilaksanakan dalam suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu metode disebut sebagai
cara atau a way for achieving goals.
Dengan kata lain bahwa metode pembelajaran digunakan sebagai cara dalam
menyajikan suatu topik pembelajaran. Seperangkat metode pembelajaran digunakan
untuk melaksanakan strategi, sehingga metode pembelajaran menjadi salah satu
unsur dari strategi pembelajaran.
Guru sebagai pendidik dituntut agar mampu memilih
metode pembelajaran yang dipandang lebih efektif dan efisien yang dapat
membantu mengoptimalkan proses transformasi kecakapan dan pengetahuan peserta
didik. Selain itu dalam pembelajaran
matematika yang berbasis konstruktivisme dituntut untuk menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi agar dapat mengurangi tingkat kejenuhan siswa
terhadap pembelajaran. Adapun beberapa metode pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran matematika diantaranya seperti metode pemecahan masalah, metode
ceramah, metode ekspositori, metode penemuan (discovery), metode tanya jawab, metode labolatorium dan beberapa
metode lainnya.
Metode pemecahan masalah yakni metode pembelajaran
yang didasarkan pada pemaknaan siswa terhadap suatu masalah, bagaimana dia
memecahkannya dan menemukan pengetahuan dari pemecahan tersebut. Metode ceramah
yaitu cara menyajikan pembelajaran melalui kegiatan penyampaian informasi
secara lisan. Metode ekspositori merupakan metode pembelajaran yang penyajian
konsepnya dilakukan secara lisan, pelajarannya lebih terarah dan terpusat atau
berorientasi kepada guru. Metode penemuan (discovery)
merupakan suatu metode pembelajaran yang ditujukan untuk membangun pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran dengan cara mengajak siswa menemukan
langsung suatu konsep. Metode tanya jawab yaitu cara menyajikan pembelajaran
melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban peserta didik. Metode labolatorium
merupakan metode pembelajaran yang pengemasannya dilakukan melalui kegiatan
percobaan dan penyelidikan terhadap objek-objek fisik.
2.6
Teknik
Pembelajaran Matematika
Teknik pembelajaran seringkali disamakan artinya
dengan metode pembelajaran. Namun sebenarnya kedua hal tersebut memiliki
perbedaan secara esensial. Seperti yang dikemukakan oleh Gerlach dn Ely (dalam
Aqib, 2015, hlm. 70) teknik pembelajaran adalah jalan, alat, atau media yang
digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang
ingin dicapai. Majid (2015, hlm. 24) menjelaskan teknik pembelajaran sebagai
cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Dengan perspektif tersebut maka dapat disimpulkan bahwa teknik
pembelajaran merupakan penjabaran dari suatu metode pembelajaran. Teknik
pembelajaran merupakan cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang
telah disusun dalam suatu metode pembelajaran dengan pendekatan yang dianut.
Lebih jelasnya bahwa metode pembelajaran diskusi
yang digunakan di kelas dengan karakteristik siswa yang aktif dan karakteristik
siswa yang pasif tentu harus menggunakan teknik pembelajaran yang berbeda. Hal
tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Dalam hal tersebut
guru dapat merubah atau berganti teknik pembelajaran meskipun dalam batasan
metode yang sama. Istilah lain dari teknik pembelajaran yakni keterampilan.
Keterampilan sendiri merupakan perilaku pembelajaran yang sangat spesifik
dimana didalamnya terdapat teknik pembelajaran seperti teknik bertanya, teknik
diskusi, teknik menjelaskan dan lain sebagainya. Dalam keterampilan
pembelajaran mencakup kegiatan perencanaan, yang dikembangkan guru, struktur
dan fokus pembelajaran serta pengelolaan pembelajaran. Sehingga teknik
pembelajaran merupakan siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran untuk memperoleh hasil yang optimal.
Teknik pembelajaran bersifat implementasional atau
pelaksanaan yang terjadi pada tahap pelaksanaan pembelajaran. Sehingga teknik
pembelajaran sebenarnya dapat terlihat dan diamati secara langsung pada
kegiatan pembelajaran. Adapun beberapa contoh yang termasuk ke dalam teknik
pembelajaran diantaranya yaitu teknik membuka dan menutup pelajaran, teknik
bertanya, teknik memberi penguatan, teknik mengajar kelompok kecil dan
perorangan, teknik menjelaskan, teknik membimbing diskusi kelompok kecil,
teknik mengelola kelas dan teknik mengadakan variasi. Beberapa teknik tersebut
biasanya disebut dengan keterampilan dasar mengajar yang dapat dijabarkan sebagai
berikut:
2.6.1
Teknik membuka dan
menutup pelajaran yakni suatu keterampilan yang harus dimiliki guru dalam
membuka dan menutup suatu pelajaran dimana guru perlu mendesain situasi yang
beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis.
2.6.2
Teknik bertanya yaitu
keterampilan yang menuntut pendidik untuk menguasai teknik mengajukan
pertanyaan yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan
bertanya lanjut.
2.6.3
Teknik memberi
penguatan merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memberikan penguatan
yakni dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian.
2.6.4
Teknik mengajar
kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan mengadakan pendekatan
secara pribadi, mengorganisasikan, membimbing dan memudahkan belajar serta
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
2.6.5
Teknik menjelaskan
merupakan keterampilan dalam menjelaskan materi dan merefleksikan informasi
sesuai dengan kehidupan. Sehingga penjelasan selaras dengan tujuan
pembelajaran.
2.6.6
Teknik membimbing
diskusi kelompok kecil yakni keterampilan mencermati aktivitas yang dilakukan
oleh setiap siswa dalam kegiatan pembelajaran diskusi kelompok.
2.6.7
Teknik mengelola kelas
yaitu keterampilan yang meliputi keterampilan berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan serta pengendalian kondisi belajar yang optimal.
2.6.8
Teknik mengadakan
variasi yaitu keterampilan mengadakan perubahan dalam proses kegiatan
pembelajaran dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa serta mengurangi
kejenuhan siswa.
2.7
Taktik
Dalam Pembelajaran Matematika
Menurut Majid (2015, hlm. 24) taktik pembelajaran
merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran
tertentu yang sifatnya individu. Contoh dari taktik pembelajaran yaitu ketika
kita membandingkan dua orang guru yang menggunakan metode pembelajaran ceramah
mungkin taktik yang digunakan tentu berbeda meskipun jumlah siswa sama banyak.
Guru yang pertama menyajikan pembelajaran yang selalu diselingi dengan humor
yang dilatarbelakangi karena guru tersebut memiliki jiwa humoris yang tinggi.
Berbeda dengan guru yang lainnya bahwa yang satunya lagi dalam menyajikan
materi pembelajaran tidak diselingi dengan humor karena dilatarbelakangi
kurangnya jiwa humoris, namun dibalik hal tersebut guru itu menyajikan
pembelajaran lebih menggunakan alat bantu elektronik/digital karena guru
tersebut memang menguasai bidang teknologi.
Dari
hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa taktik pembelajaran matematika merupakan
suatu gaya mengajar dalam pembelajaran matematika yang berdasarkan kepada
individu itu sendiri dalam merealisasikan suatu metode pembelajaran. Oleh
karena itu taktik pembelajaran atau gaya mengajar seseorang tentu berbeda
dengan yang lainnya dimana memiliki kekhasan dari masing-masing. Perbedaan tersebut
biasanya dilatarbelakangi oleh kemampuan, pengalaman, dan tipe kepribadian
pendidik yang menyajikan pembelajaran. Disinilah proses pembelajaran tidak
hanya disebut sebagai suatu transfer ilmu namun juga dapat disebut sebagai seni
(kiat) dalam mentransfer ilmu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam perjalanannya pembelajaran matematika memiliki
perkembangan atau pergeseran paradigma yang bisa saja dipengaruhi oleh teori
atau prinsip pembelajaran yang ada. Pembelajaran secara umum memiliki
pergeseran paradigma, dimulai dari behaviorisme menuju kognitivisme dan kini
berada pada konstruktivisme yakni suatu paradigma pembelajaran yang menekankan
pada pemaknaan pengetahuan yang mengedepankan hasil, konstruksi dan interaksi.
Paradigma konstruktivisme selaras dengan teori Realistic Mathemathics Education yang dikembangkan Freudential.
Pembelajaran matematika juga didasarkan atas tiga pandangan yaitu pembelajaran
matematika tradisional, pembelajaran matematik modern dan pembelajaran
matematika masa kini.
Pada dasarnya hubungan antara model, pendekatan, strategi,
metode dan teknik serta taktik pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut.
Teknik
dan Taktik Pembelajaran
(spesifik,
individual, unik)
|
Metode
Pembelajaran
(ceramah,
diskusi, eksperimen, dll)
|
Strategi
Pembelajaran
(exposition-discovery or group-individual)
|
MODEL PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN
|
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas dan mempunyai makna lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode dan
prosedur. Model pembelajaran umumnya disusun berdasar teori atau prinsip
pembelajaran sebagai pijakan dalam pengembangannya. Model pembelajaran
berdasarkan para ahli dikelompokan menjadi empat rumpun model pembelajaran
yaitu model interaksi sosial, model pemrosesan informasi, model personal, dan
model modifikasi tingkah laku.
Pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai kerangka
umum tentang scenario yang digunakan guru untuk membelajarkan siswadalam
mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan masih bersifat umum dan teoretis yang
memuat strategi dan metode. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari
urutan kegiatan pembelajaran, cara pengorganisasian materi pembelajaran dan
siswa, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan sebuah rencana atau a plan of operation achieving something.
Sedangkan metode pembelajaran yaitu suatu cara yang dipakai oleh guru dalam
menyampaikan atau menyajikan suatu materi atau muatan isi dalam pembelajaran
sehingga metode dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural sehingga disebut a way for achieving goals.
Teknik pembelajaran merupakan penjabaran dari suatu
metode pembelajaran. Teknik pembelajaran merupakan cara guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran yang telah disusun dalam suatu metode pembelajaran dengan
pendekatan yang dianut. Sedangkan taktik pembelajaran matematika merupakan
suatu gaya mengajar dalam pembelajaran matematika yang berdasarkan kepada
individu itu sendiri dalam merealisasikan suatu metode pembelajaran. Perbedaan
taktik pembelajaran dilatarbelakangi oleh kemampuan, pengalaman, dan tipe
kepribadian pendidik yang menyajikan pembelajaran.
3.2 Saran
Kegiatan
pembelajaran tentunya tidak terlepas dari model, pendekatan, strategi, metode,
dan teknik serta taktik pembelajaran. Komponen-komponen tersebut perlu dipahami
oleh pendidik supaya memiliki pengetahuan, baik konseptual maupun implementatif
yang nantinya diterapkan untuk melakukan pembelajaran matematika sesuai dengan
kondisi yang ada. Mekipun banyak paradigma yang berbeda dari beberapa konsep
tersebut diharapkan bahwa guru mampu memahaminya sehingga pada saat di lapangan
nanti guru tidak lagi bingung terhadap hal-hal tersebut. Dengan demikian
diharapkan guru dapat menciptakan pembelajaran matematika secara efisien dan
seoptimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib,
Z. (2015). Model-model, media, dan
strategi pembelajaran konstektual (inovatif). Edisi Kelima. Bandung: Yrama
Widya.
Darmawan, D. & Permasih. (2013). Konsep dasar
pembelajaran. Dalam Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan pembelajaran (hlm.123-143).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Grafura, L. & Wijayanti, A. (2012). Model & strategi pembelajaran yang unik.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Hamalik, O. (2014). Kurikulum dan pembelajaran. Edisi Keempat Belas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Majid, A. (2015). Strategi pembelajaran. Cetakan keempat. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Masthoni. (2011). Paradigma belajar matematika. [Online].
Diakses dari:
https://masthoni.wordpress.com/2011/04/07/paradigma-belajar-matematika/.
Maulana. (2011). Dasar-dasar keilmuan dan pembelajaran matematika (sequel 1).
Subang: Royan Press.
Purnomo,
Y.W. (2015). Pembelajaran matematika
untuk PGSD: Bagaimana guru mengembangkan penalaran proposional siswa.
Jakarta: Erlangga.
Runtukahu, J.T. & Kandou, S. (2014). Pembelajaran matematika dasar bagi anak
berkesulitan belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ruseffendi,
E.T. dkk. (1992). Pendidikan matematika 3.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rusman.
(2014). Model-model pembelajaran: mengembangkan
profesionalisme guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rusman.
& Dewi, L. (2013). Pendekatan, strategi, dan model pembelajaran. Dalam Tim
Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum
dan pembelajaran (hlm.189-218). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sagala, S. (2006). Konsep dan makna pembelajaran. Cetakan Keempat. Bandung: CV.
Alfabeta.
Siregar, E. & Nara, H. (2010). Teori belajar dan pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Suryosubroto, B. (2009). Proses belajar mengajar di sekolah.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suwangsih, E. & Tiurlina. (2010). Model pembelajaran matematika. Edisi
Kesatu. Bandung: UPI Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar