Translate

Sabtu, 10 Februari 2018

PARADIGMA, MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


PARADIGMA, MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Model Pembelajaran Matematika pada semester genap tahun akademik 2015/2016
dengan dosen pembimbing Maulana, M.Pd.


Disusun oleh :
Kelompok 1
Semester 6 Kelas 3D
1.      Trisna Nugraha            (No. Absen/NIM : 47 / 1307502)
2.      Annisa Listiorini         (No. Absen/NIM : 13 / 1306136)
3.      Tera Lawina Darajat   (No. Absen/NIM : 31 / 1306522)
4.      Maharani Larasati P.   (No. Absen/NIM : 46 / 1307346)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Paradigma, Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik dalam Pembelajaran Matematika” tepat pada waktunya. Rasa hormat dan ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Maulana, M.Pd., selaku dosen pengampu matakuliah Model Pembelajaran Matematika atas ilmu, bimbingan, motivasi, dan saran yang diberikan selama perkuliahan. Makalah ini akan membahas mengenai paradigma atau sudut pandang, model, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik dalam pembelajaran matematika.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.      Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan do’a serta dukungan baik secara moril maupun materiil, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
2.      Bapak Maulana, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah Model Pembelajaran Matematika.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi materi, tata bahasa, penulisan kalimat, maupun kajian teori. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar kami dapat memperbaikinya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.


                                                                                    Sumedang, 10 Februari 2016


   Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3  Tujuan Pembahasan.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Paradigma Pembelajaran Matematika.............................................. 4
2.2  Model Pembelajaran Matematika..................................................... 6
2.3  Pendekatan Pembelajaran Matematika............................................. 9
2.4  Strategi Pembelajaran Matematika................................................... 12
2.5  Metode Pembelajaran Matematika................................................... 14
2.6  Teknik Pembelajaran Matematika.................................................... 16
2.7  Taktik Pembelajaran Matematika..................................................... 18
BAB III PENUTUP
3.1  Simpulan........................................................................................... 20
3.2  Saran................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 23







BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya. Setiap manusia perlu proses pendewasaan, baik pendewasaan secara fisik maupun psikis kejiwaan. Pendewasaan pada diri seseorang tidak bisa sempurna tanpa didukung dengan pengalaman berupa pelatihan, pembelajaran serta proses belajar. Artinya, belajar dan pembelajaran merupakan proses penting bagi kehidupan manusia untuk menjadi dewasa.
Pembelajaran matematika merupakan suatu interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar yang dilakukan dengan tujuan siswa memahami konteks matematika yang diajarkan. Pembelajaran matematika ditujukan untuk tercapainya standar kompetensi/kompetensi inti dan kompetensi dasar pembelajaran dimana pembelajaran harus dilakukan secara berkesinambungan. Guru juga harus memperhatikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran. Melakukan evaluasi yang relevan dan disesuaikan dengan proses dalam pembelajaran.
Guru sebagai pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar tentu harus mengetahui beberapa pengetahuan yang meliputi pengetahuan konten materi dan pengetahuan konten pedagogis juga kurikulum. Dengan memahami pengetahuan konten pedagogis kurikulum maka guru sebagai pemegang peranan utama dalam pembelajaran matematika tidak hanya memiliki pengetahuan akan materi matematika yang diajarkan. Akan tetapi guru juga memiliki pengetahuan konseptual dan prosedural yang akan mengantarkan siswa ke topik pembelajaran, memiliki kecakapan untuk menangani miskonsepsi yang mungkin terjadi dalam pengajaran matematika dan memahami tahapan bahwa mereka masih memiliki sedikit pemahaman tentang suatu materi menuju penguasaan materi tertentu. Oleh karena itu guru diharapkan mampu mengetahui dan mengimplementasikan paradigma, model, pendekatan, strategi, metode, teknik serta taktik yang diterapkan untuk melakukan pembelajaran matematika sesuai dengan kondisi yang ada.

1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut ini.
1.2.1        Bagaimana perkembangan paradigma pembelajaran matematika?
1.2.2        Bagaimana model pembelajaran dalam pembelajaran matematika?
1.2.3        Bagaimana pendekatan pembelajaran dalam pembelajaran matematika?
1.2.4        Bagaimana strategi pembelajaran dalam pembelajaran matematika?
1.2.5        Bagaimana metode pembelajaran dalam pembelajaran matematika?
1.2.6        Bagaimana teknik pengajaran dalam pembelajaran matematika?
1.2.7        Bagaimana taktik pengajaran dalam pembelajaran matematika?

1.3     Tujuan Pembahasan
Adapun beberapa tujuan yang dapat diketahui di dalam  penulisan makalah ini di antaranya sebagai berikut.
1.3.1        Untuk mengetahui serta memahami perkembangan paradigma pembelajaran matematika.
1.3.2        Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai model pembelajaran dalam pembelajaran matematika.
1.3.3        Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai pendekatan pembelajaran dalam pembelajaran matematika.
1.3.4        Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai strategi pengajaran dalam pembelajaran matematika.
1.3.5        Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai metode dalam pembelajaran matematika.
1.3.6        Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai teknik pembelajaran dalam pembelajaran matematika.
1.3.7        Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai taktik pengajaran dalam pembelajaran matematika.

























BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Paradigma Pembelajaran Matematika
Darmawan dan Permasih (2013, hlm. 124) menyatakan bahwa “belajar adalah aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu, …”. Perubahan yang dimaksud hendaknya terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah belajar, mengajar atau pengajaran dimana pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar. Purnomo (2015, hlm. 4) menyatakan bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha sadar yang melibatkan proses interaktif antara guru dan siswa untuk memahami, merespons dan bergerak mencapai tujuan belajar. Dengan demikian pembelajaran matematika merupakan suatu interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar dan dilakukan dengan tujuan siswa memahami konteks matematika yang diajarkan.
Dalam perjalanannya tentu pembelajaran matematika memiliki perkembangan atau pergeseran paradigma yang bisa saja dipengaruhi oleh teori atau prinsip pembelajaran yang ada. Pembelajaran sendiri menurut Grafura dan Wijayanti (2012, hlm 9) mengalami pergeseran dari paradigma behaviorisme menuju kognitivisme, dan sekarang berada di konstruktivisme. Paradigma pembelajaran behaviorisme memandang bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang mengedepankan perubahan tingkah laku dengan adanya stimulus dan respons. Sedangkan paradigma kognitivisme memandang bahwa perubahan persepsi dan pemahaman atau kognitif yang menitikberatkan pada proses dan interaksi dalam pembelajaran. Paradigma konstruktivisme merupakan perpaduan dari kognitif dan behavior yang memandang bahwa pembelajaran ditujukan kepada pembentukan dan pemahaman pengetahuan yang mengedepankan hasil, konstruksi dan interaksi dari proses pembelajaran.
Paradigma konstruktivisme memandang bahwa pembelajaran matematika diarahkan kepada peserta didik untuk membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Dengan kata lain bahwa pembelajaran matematika dajarkan dengan proses pembelajaran yang berpusat kepada siswa yang mendasari pembelajaran bertajuk situated-learning yaitu suatu proses pembelajaran yang diarahkan kepada kebermaknaan pada dunia nyata. Paradigma belajar konstruktivisme selaras dengan teori Realistic Mathemathics Education (RME) yang dikembangkan oleh Freudential. Masthoni (2011) menegaskan teori RME yang mengatakan bahwa pengetahuan matematika dikreasi bukan ditemukan sebagai sesuatu yang sudah jadi. Guru tidak sebagai sumber atau pusat pembelajaran namun berperan sebagai fasilitator pembelajaran. Guru menciptakan kondisi pembelajaran dan merencanakan jalannya pembelajaran dengan materi yang sesuai, representatif, serta realistik bagi siswa sehingga memperoleh pengalaman belajar yang optimal..
Paradigma pembelajaran matematika juga dapat digolongkan kedalam tiga pandangan diantaranya yaitu pembelajaran matematika tradisional, pembelajaran matematika modern dan pembelajaran matematika masa kini. Pembelajaran matematika tradisional memiliki beberapa kekhasan seperti yang diungkapkan Ruseffendi (1992, hlm. 78) ciri tesebut meliputi materinya materi lama, lebih mengutamakan kepada hafalan daripada pengertian, menekankan kepada melatih otak daripada kegunaannya, bahasa/istilah/simbol yang dipergunakan tidak jelas, soal-soalnya banyak yang sukar, dan lain-lain. Selaras dengan hal tersebut, Suwangsih dan Tiurlina (2010) bahwa matematika tradisional memiliki beberapa kekurangan diantaranya materi tidak berkaitan dan berkesinambungan, topik matematika tidak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, kurang memerhatikan ketepatan bahasa, dan kurang membuat siswa untuk memicu pengetahuannya.
Pada pembelajaran matematika modern terdapat metode dan pendekatan baru yang digunakan dalam pembelajaran seperti metode penemuan dan pendekatan spiral. Pembelajaran matematika modern lebih mengutamakan kepada pemahaman dibandingkan dengan hafalan. Selain pendekatan spiral, pembelajaran modern juga menggunakan pendekatan materi yang menggunakan cara deduktif. Menurut Suwangsih dan Tiurlina (2010, hlm. 57) pembelajaran matematika modern dianggap berhasil karena meningkatkan hasi belajar siswa yang pandai dan jumlah matematikawan semakin meningkat.
Lain lagi dengan pembelajaran masa kini, bahwa pembelajaran matematika ditujukan kepada kegiatan pemecahan masalah sebagai sentral pengajaran matematika. Pembelajaran matematika masa kini juga mengarahkan kepada konsep keterampilan dasar dalam matematika yang lebih dari sekedar keterampilan berhitung. Pembelajaran matematika masa kini dibantu dengan penggunaan teknologi seperti kalkulator dan komputer. Oleh karena itu evaluasi hasil belajar sesuai dengan prinsip-prinsip pemecahan masalah. Pembelajaran matematika masa kini mengarahkan siswa untuk belajar matematika lebih lama seperti dalam kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004. Dimana pembelajaran matematika masa kini mempunyai target pelaksanaan yang lebih efektif dan efisien.

2.2     Model Pembelajaran Matematika
Seperti kegiatan pembelajaran pada umumnya bahwa pembelajaran matematika tentu tidak akan terlepas dari model pembelajaran. Kata model secara umum dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya, meskipun pada kenyatannya model itu bisa jadi bukan merupakan suatu realitas / fisik dari dunia sebenarnya. Adapun pengertian model pembelajaran itu sendiri seperti definisi yang dikemukakan oleh Rusman dan Dewi (2013, hlm. 198) model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka di dalam kelas atau dalam latar tutorial dan dalam bentuk materiil-materiil pembelajaran. Senada dengan Runtukahu dan Kandou (2014, hlm. 232) model pembelajaran merupakan rancangan atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, kegiatan pembelajaran, mengatur materi yang diajarkan, dan memberikan petunjuk kepada guru dalam setting pengajarannya.
Sagala (2006, hlm. 176) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran pada umumnya disusun berdasarkan teori atau prinsip pembelajaran sebagai pijakan dalam pengembangannya. Joyce dan Weil (dalam Rusman, 2014, hlm.132) mengungkapkan bahwa para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung. Model pembelajaran pada umumnya memiliki beberapa ciri seperti yang diungkapkan oleh Rusman (2014) sebagai berikut.
2.2.1        Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2.2.2        Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berfikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berfikir induktif.
2.2.3        Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
2.2.4        Memiliki bagian-bagian model seperti syntax, adanya prinsip reaksi, sisem sosial, sistem pendukung yang semuanya merupakan pedoman guru dalam melaksanakan suatu model pembelajaran.
2.2.5        Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran meliputi dampak pembelajaran berupa hasil belajar yang dapat diukur dan dampak pengiring atau hasil belajar jangka panjang.
2.2.6        Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilih.
Pada hakikatnya pembelajaran dilakukan untuk membantu peserta didik memperoleh pengetahuan berupa informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir yang dapat dijadikan sebagai sarana ekspresi dirinya dan belajar bagaimana cara belajar. Tujuan dari pembelajaran itu sendiri secara jangka panjang yaitu kemampuan peserta didik yang tinggi untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif di masa mendatang. Sehingga model pembelajaran tidak hanya bermakna deskriptif dan berorientasi masa kini namun juga bermakna perspektif dan berorientasi ke masa depan. Oleh karena itu model pembelajaran dapat dijadikan sebagai pola pilihan dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang ada secara sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan atau pembelajaran.
Dalam pembelajaran matematika tentu memerlukan pemilihan model yang sesuai terhadap pembelajaran. Model pembelajaran matematika harus dipilih dan dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tujuan pembelajaran. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan diantaranya yaitu pertimbangan terhadap tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, pertimbangan berdasarkan materi atau bahan pembelajaran, pertimbangan berdasarkan kepada karakteristik dan kondisi dari peserta didik dan juga pertimbangan terhadap hal-hal lain yang bersifat nonteknis. Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut maka pemilihan model pembelajaran yang sesuai akan berdampak secara langsung terhadap keberhasilan pembelajaran yang optimal. Selain itu model pembelajaran yang dipilih menitikberatkan kepada kebutuhan peserta didik bukan untuk memudahan guru untuk mengajar.
Model pembelajaran berdasarkan para ahli dikelompokan menjadi empat rumpun model pembelajaran yaitu model interaksi sosial, model pemrosesan informasi, model personal, dan model modifikasi tingkah laku. Model interaksi sosial ditujukan untuk membentuk siswa yang aktif berinteraksi dengan lingkungan belajarnya. Sedangkan model pemrosesan informasi ditujukan untuk membentuk siswa yang aktif dalam dalam memilih dan mengembangkan materi yang akan dipelajarinya. Lalu model personal mempunyai tujuan memuntut peserta didik agar mampu mengeksplorasi, mengelaborasi dan mengaktualisasikan kemampaunnya dalam kegiatan pembelajaran. Dan model modifikasi tingkah laku menuntut siswa agar ampu mengembangkan kemampuannya melalui tugas dan pembentukan perilaku aktif serta memanipulasi lingkungan untuk kepentingan belajar peserta didik.
Banyak sekali model pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran matematika diantaranya yaitu model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran terpadu atau tematik dan lain sebagainya. Pembelajaran kooperatif sendiri didasarkan kepada teori konstruktivisme dan dilakukan dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan jenis model yang bervariasi. Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang ditujukan untuk peningkatan kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata. Pembelajaran terpadu atau tematik merupakan pembelajaran yang dikenal dengan memadukan topik matematika atau topik dalam mata pelajaran lain yang diajarkan di SD.

2.3     Pendekatan Pembelajaran Matematika
Menurut Rusman dan Dewi (2013, hlm. 190) pendekatan pembelajaran yaitu suatu upaya menghampiri makna pembelajaran melalui suatu cara pandang dan pandangan tertentu. Definisi lain dikemukakan oleh W. Gulo (dalam Siregar & Nara, 2010, hlm. 75) mengemukakan bahwa, pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya. Rusman (2014, hlm. 132) mengungkapkan bahwa pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan suatu pandangan terhadap proses pembelajaran untuk mendekati makna dan tujuan pembelajaran sehingga mengupayakan siswa dapat berinteraksi dengan lingkungannya yang kemudian diturunkan menjadi beberapa strategi, metode dan lain sebagainya. Pendekatan dijadikan sebagai langkah awal dalam menentukan arah pelaksanaan ide pembelajaran untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan pada proses pembelajaran.
Perceival dan Ellington (dalam Siregar & Nara, 2010, hlm. 75) mengungkapkan dua kategori pendekatan pembelajaran diantaranya yaitu pendekatan pembelajaran beronrientasi guru (teacher oriented approach) dan pendekatan pembelajaran berorientasi siswa (learner oriented approach). Kedua kategori pendekatan tersebut merupakan pendekatan pembelajaran secara umum yang didasarkan kepada variabel utama dalam kegiatan pembelajaran yakni guru dan siswa. Pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada guru yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam pembelajaran sehingga pembelajaran masih bersifat klasik. Oleh karena itu peran siswa pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan instruksi dari guru dan tidak memberikan kesempatan untuk mengambangkan minat dan keinginan anak. Pendekatan yang berpusat kepada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Lain lagi dengan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik yakni pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek dalam kegiatan belajar mengajar sehingga pembelajaran lebih bersifat modern. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menurunkan strategi pembelajaran inkuiry dan discovery serta pembelajaran induktif. Pada implementasinya guru berperan sebagai fasilitator sehingga pembelajaran dapat terarah walaupun siswa diberikan kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan minat dan keingintahuannya.
Adapun definisi lain dari pendekatan pembelajaran, Maulana (2011, hlm. 85) mengungkapkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa. Dari hal tersebut terdapat dua jenis pendekatan pembelajaran matematika yakni pendekatan yang bersifat metodologi dan pendekatan pembelajaran yang bersifat material. Pendekatan metodologi sendiri merupakan pendekatan pembelajaran yang berkenaan dengan bagaimana cara peserta didik untuk menerima konsep yang telah diajarkan dan bagaimana cara guru menyajikan konsep tersebut. Contoh dari pendekatan metodologi yaitu pendekatan spiral, pendekatan induktif dan deduktif, pendekatan intuitif, analitik dan sintetik, pendekatan tematik, realistik dan lain sebagainya. Sedangkan pendekatan materi yaitu pendekatan pembelajaran matematika yang menitikberatkan kepada bagaimana cara mengaitkan dan menyajikan konsep matematika terhadap skemata matematika awal siswa.
Pendekatan spiral merupakan suatu pendekatan pembelajaran metodologi yang dimulai dari cara sederhana menuju cara yang rumit, dari abstrak ke konkret dan dari induktif ke deduktif sehingga dilakukan secara bertahap dan memerlukan waktu yang cukup lama. Pendekatan deduktif yaitu suatu pendekatan metodologi dengan menggunakan cara atau penalaran deduktif. Sedangkan sebaliknya pendekatan induktif merupakan suatu pendekatan pembelajaran metodologi dengan menggunakan penalaran induktif yakni penalaran yang dimulai dari konsep yang bersifat khusus menujuke konsep yang bersifat umum.
Pendekatan konstektual juga merupakan pendekatan metodologi yang membantu guru mengaitkan pembelajaran dengan dunia nyata siswa sehingga bertujuan untuk membentuk pemahaman kepada siswa antara pengetahuan yang dimiliki dengan aplikasinya di kehidupan sehari-hari. Pendekatan pemecahan masalah yakni pendekatan metodologi dengan menggunakan masalah sebagai alat utama dalam pembelajaran yang ditujukan kepada siswa dapat menyelesaikan masalah tersebut secara kreatif dan implementatif terhadap kehidupan nyata. Adapun pendekatan realistik yaitu suatu pendekatan pembelajaran metodologi yang menggunakan masalah realistic sebagai pangkal tolak pembelajaran dan melalui matematisasi horizontal-vertikal siswa dtujukan untuk mampu menemukan dan merekonstruksi konsep matematika.

2.4     Strategi Pembelajaran Matematika
Menurut Rusman dan Dewi (2013, hlm. 195) strategi pembelajaran adalah pola umum rencana interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan teori-teori belajar, Hamalik (2014) mengungkapkan paling tidak ada empat bentuk strategi pembelajaran yakni belajar penerimaan atau proses informasi dengan strategi ekspositif, belajar penemuan atau proses pengalaman dengan strategi inquiry-discovery, belajar penguasaan berdasarkan pendekatan kelompok dengan strategi belajar tuntas, dan pembelajaran terpadu berdasarkan pendekatan integrasi dengan strategi pengajaran unit.
Definisi lain dikemukakan oleh Siregar dan Nara (2010, hlm. 77) strategi pembelajaran yaitu cara sistematis yang dipilih dan digunakan seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Definisi tersebut selaras dengan Aqib (2015, hlm. 70) yang mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan pembelajaran, cara pengorganisasian materi pembelajaran dan siswa, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Menurut Rusman (2014, hlm. 132) strategi pembelajaran lebih menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu. Dengan kata lain bahwa strategi pembelajaran merupakan sebuah rencana atau a plan of operation achieving something. Hal tersebut selaras dengan pendapat Grafura dan Wijayanti (2012, hlm. 11) strategi pembelajaran dimaknai sebagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan esensial. Strategi pembelajaran masih bersifat konseptual dan memerlukan metode dalam mewujudkannya. Maulana (2011, hlm. 85) menegaskan bahwa strategi pembelajaran adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan lancar, dan tujuan yang berupa hasil belajar dapat tercapai secara optimal.
Pembelajaran merupakan proses pengemasan dari kegiatan belajar dan mengajar. Strategi pembelajaran pun merupakan gabungan strategi belajar dan mengajar. Sehingga Maulana (2011, hlm. 85) mengungkapkan bahwa strategi belajar yaitu strategi siswa dalam mempelajari konsep-konsep matematika dan dalam menyelesaikan soal-soalnya. Sedangkan strategi mengajar seperti yang dikemukakan Maulana (2011, hlm. 8) yakni strategi yang digunakan oleh guru dalam mengolah matematika untuk pengajaran. Pemilihan strategi pembelajaran didasarkan kepada kesesuaian dengan kondisi dan situasi dari topik yang diajarkan. Sehingga dalam pengimplementasiannya dibutuhkan kreativitas dan keterampilan pendidik dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang berdasarkan dengan karakteristik peserta didik juga situasi dan kondisi yang ada.
Rakajoni dan Mappasoro (dalam Majid, 2015, hlm. 69) mengungkapkan klasifikasi strategi pembelajaran dapat ditinjau dari berbagai segi yakni pengaturan guru dan siswa, pengolahan pesan, struktur peristiwa belajar mengajar, dan tujuan belajar. Secara umum berdasar pengaturan guru dan siswa strategi pembelajaran diklasifikasikan kedalam tiga hal yakni didasarkan sebagai berikut.
2.4.1        Segi pengaturan guru meliputi strategi pembelajaran dengan seorang guru dan strategi pembelajaran dengan team teaching.
2.4.2        Segi guru dan siswa meliputi strategi pembelajaran tatap muka atau guru dan siswa berinteraksi secara langsung dan strategi pembelajran jarak jauh dimana guru dan siswa tidak saling bertemu dan adanya penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
2.4.3        Segi pengaturan siswa meliputi strategi pembelajaran individual dengan orientasi kepada siswa secara individual, strategi pembelajaran kelompok kecil yaitu pembelajaran diorganisir dalam kelompok kecil, dan strategi pembelajaran klasikal yakni pembelajaran yang jumlah siswanya banyak.
Sedangkan dari segi peranan siswa dan guru dalam mengolah pesan meliputi strategi ekspositorik yakni berorientasi kepada guru dan strategi pembelajaran heuristik yakni menghendakin siswa untuk terlibat aktif dalam pengolahan pesan. Dari segi proses pengolahan pesan dibedakan menjadi strategi pembelajaran induktif yakni proses pengolahan pesan yang berlangsung dari hal yang bersifat khusus menuju umum dan strategi pembelajaran deduktif yakni proses pengolahan pesan dari umum menuju khusus. Selain itu strategi pembelajaran terbagi menjadi dua bagian yaitu strategi expository dan discovery learning serta strategi groups dan individual learning.

2.5     Metode Pembelajaran Matematika
Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Adapun metode pembelajaran secara khusus, Siregar dan Nara (2010, hlm. 80) mendefinisikan metode pembelajaran sebagai suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Definisi yang selaras dikemukakan oleh Aqib (2015, hlm. 70) metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan oleh guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Surakhmad (dalam Suryosubroto, 2009, hlm. 140) menegaskan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah.
Dengan demikian yang dimaksud dengan metode pembelajaran yaitu suatu cara yang dipakai oleh guru dalam menyampaikan atau menyajikan suatu materi atau muatan isi dalam pembelajaran sehingga metode dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural yakni berisi tahapan-tahapan tertentu yang dilaksanakan dalam suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu metode disebut sebagai cara atau a way for achieving goals. Dengan kata lain bahwa metode pembelajaran digunakan sebagai cara dalam menyajikan suatu topik pembelajaran. Seperangkat metode pembelajaran digunakan untuk melaksanakan strategi, sehingga metode pembelajaran menjadi salah satu unsur dari strategi pembelajaran.
Guru sebagai pendidik dituntut agar mampu memilih metode pembelajaran yang dipandang lebih efektif dan efisien yang dapat membantu mengoptimalkan proses transformasi kecakapan dan pengetahuan peserta didik. Selain itu dalam  pembelajaran matematika yang berbasis konstruktivisme dituntut untuk menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar dapat mengurangi tingkat kejenuhan siswa terhadap pembelajaran. Adapun beberapa metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika diantaranya seperti metode pemecahan masalah, metode ceramah, metode ekspositori, metode penemuan (discovery), metode tanya jawab, metode labolatorium dan beberapa metode lainnya.
Metode pemecahan masalah yakni metode pembelajaran yang didasarkan pada pemaknaan siswa terhadap suatu masalah, bagaimana dia memecahkannya dan menemukan pengetahuan dari pemecahan tersebut. Metode ceramah yaitu cara menyajikan pembelajaran melalui kegiatan penyampaian informasi secara lisan. Metode ekspositori merupakan metode pembelajaran yang penyajian konsepnya dilakukan secara lisan, pelajarannya lebih terarah dan terpusat atau berorientasi kepada guru. Metode penemuan (discovery) merupakan suatu metode pembelajaran yang ditujukan untuk membangun pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dengan cara mengajak siswa menemukan langsung suatu konsep. Metode tanya jawab yaitu cara menyajikan pembelajaran melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban peserta didik. Metode labolatorium merupakan metode pembelajaran yang pengemasannya dilakukan melalui kegiatan percobaan dan penyelidikan terhadap objek-objek fisik.

2.6     Teknik Pembelajaran Matematika
Teknik pembelajaran seringkali disamakan artinya dengan metode pembelajaran. Namun sebenarnya kedua hal tersebut memiliki perbedaan secara esensial. Seperti yang dikemukakan oleh Gerlach dn Ely (dalam Aqib, 2015, hlm. 70) teknik pembelajaran adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai. Majid (2015, hlm. 24) menjelaskan teknik pembelajaran sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Dengan perspektif tersebut maka dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran merupakan penjabaran dari suatu metode pembelajaran. Teknik pembelajaran merupakan cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang telah disusun dalam suatu metode pembelajaran dengan pendekatan yang dianut.
Lebih jelasnya bahwa metode pembelajaran diskusi yang digunakan di kelas dengan karakteristik siswa yang aktif dan karakteristik siswa yang pasif tentu harus menggunakan teknik pembelajaran yang berbeda. Hal tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Dalam hal tersebut guru dapat merubah atau berganti teknik pembelajaran meskipun dalam batasan metode yang sama. Istilah lain dari teknik pembelajaran yakni keterampilan. Keterampilan sendiri merupakan perilaku pembelajaran yang sangat spesifik dimana didalamnya terdapat teknik pembelajaran seperti teknik bertanya, teknik diskusi, teknik menjelaskan dan lain sebagainya. Dalam keterampilan pembelajaran mencakup kegiatan perencanaan, yang dikembangkan guru, struktur dan fokus pembelajaran serta pengelolaan pembelajaran. Sehingga teknik pembelajaran merupakan siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk memperoleh hasil yang optimal.
Teknik pembelajaran bersifat implementasional atau pelaksanaan yang terjadi pada tahap pelaksanaan pembelajaran. Sehingga teknik pembelajaran sebenarnya dapat terlihat dan diamati secara langsung pada kegiatan pembelajaran. Adapun beberapa contoh yang termasuk ke dalam teknik pembelajaran diantaranya yaitu teknik membuka dan menutup pelajaran, teknik bertanya, teknik memberi penguatan, teknik mengajar kelompok kecil dan perorangan, teknik menjelaskan, teknik membimbing diskusi kelompok kecil, teknik mengelola kelas dan teknik mengadakan variasi. Beberapa teknik tersebut biasanya disebut dengan keterampilan dasar mengajar yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
2.6.1        Teknik membuka dan menutup pelajaran yakni suatu keterampilan yang harus dimiliki guru dalam membuka dan menutup suatu pelajaran dimana guru perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis.
2.6.2        Teknik bertanya yaitu keterampilan yang menuntut pendidik untuk menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya lanjut.
2.6.3        Teknik memberi penguatan merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memberikan penguatan yakni dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian.
2.6.4        Teknik mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasikan, membimbing dan memudahkan belajar serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
2.6.5        Teknik menjelaskan merupakan keterampilan dalam menjelaskan materi dan merefleksikan informasi sesuai dengan kehidupan. Sehingga penjelasan selaras dengan tujuan pembelajaran.
2.6.6        Teknik membimbing diskusi kelompok kecil yakni keterampilan mencermati aktivitas yang dilakukan oleh setiap siswa dalam kegiatan pembelajaran diskusi kelompok.
2.6.7        Teknik mengelola kelas yaitu keterampilan yang meliputi keterampilan berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan serta pengendalian kondisi belajar yang optimal.
2.6.8        Teknik mengadakan variasi yaitu keterampilan mengadakan perubahan dalam proses kegiatan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa serta mengurangi kejenuhan siswa.

2.7     Taktik Dalam Pembelajaran Matematika
Menurut Majid (2015, hlm. 24) taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individu. Contoh dari taktik pembelajaran yaitu ketika kita membandingkan dua orang guru yang menggunakan metode pembelajaran ceramah mungkin taktik yang digunakan tentu berbeda meskipun jumlah siswa sama banyak. Guru yang pertama menyajikan pembelajaran yang selalu diselingi dengan humor yang dilatarbelakangi karena guru tersebut memiliki jiwa humoris yang tinggi. Berbeda dengan guru yang lainnya bahwa yang satunya lagi dalam menyajikan materi pembelajaran tidak diselingi dengan humor karena dilatarbelakangi kurangnya jiwa humoris, namun dibalik hal tersebut guru itu menyajikan pembelajaran lebih menggunakan alat bantu elektronik/digital karena guru tersebut memang menguasai bidang teknologi.
Dari hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa taktik pembelajaran matematika merupakan suatu gaya mengajar dalam pembelajaran matematika yang berdasarkan kepada individu itu sendiri dalam merealisasikan suatu metode pembelajaran. Oleh karena itu taktik pembelajaran atau gaya mengajar seseorang tentu berbeda dengan yang lainnya dimana memiliki kekhasan dari masing-masing. Perbedaan tersebut biasanya dilatarbelakangi oleh kemampuan, pengalaman, dan tipe kepribadian pendidik yang menyajikan pembelajaran. Disinilah proses pembelajaran tidak hanya disebut sebagai suatu transfer ilmu namun juga dapat disebut sebagai seni (kiat) dalam mentransfer ilmu.























BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
Dalam perjalanannya pembelajaran matematika memiliki perkembangan atau pergeseran paradigma yang bisa saja dipengaruhi oleh teori atau prinsip pembelajaran yang ada. Pembelajaran secara umum memiliki pergeseran paradigma, dimulai dari behaviorisme menuju kognitivisme dan kini berada pada konstruktivisme yakni suatu paradigma pembelajaran yang menekankan pada pemaknaan pengetahuan yang mengedepankan hasil, konstruksi dan interaksi. Paradigma konstruktivisme selaras dengan teori Realistic Mathemathics Education yang dikembangkan Freudential. Pembelajaran matematika juga didasarkan atas tiga pandangan yaitu pembelajaran matematika tradisional, pembelajaran matematik modern dan pembelajaran matematika masa kini.
Pada dasarnya hubungan antara model, pendekatan, strategi, metode dan teknik serta taktik pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut.

Teknik dan Taktik Pembelajaran
(spesifik, individual, unik)

Metode Pembelajaran
(ceramah, diskusi, eksperimen, dll)

Strategi Pembelajaran
(exposition-discovery or group-individual)

MODEL PEMBELAJARAN







MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas dan mempunyai makna lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode dan prosedur. Model pembelajaran umumnya disusun berdasar teori atau prinsip pembelajaran sebagai pijakan dalam pengembangannya. Model pembelajaran berdasarkan para ahli dikelompokan menjadi empat rumpun model pembelajaran yaitu model interaksi sosial, model pemrosesan informasi, model personal, dan model modifikasi tingkah laku.
Pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai kerangka umum tentang scenario yang digunakan guru untuk membelajarkan siswadalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan masih bersifat umum dan teoretis yang memuat strategi dan metode. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan pembelajaran, cara pengorganisasian materi pembelajaran dan siswa, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan sebuah rencana atau a plan of operation achieving something. Sedangkan metode pembelajaran yaitu suatu cara yang dipakai oleh guru dalam menyampaikan atau menyajikan suatu materi atau muatan isi dalam pembelajaran sehingga metode dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural sehingga disebut a way for achieving goals.
Teknik pembelajaran merupakan penjabaran dari suatu metode pembelajaran. Teknik pembelajaran merupakan cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang telah disusun dalam suatu metode pembelajaran dengan pendekatan yang dianut. Sedangkan taktik pembelajaran matematika merupakan suatu gaya mengajar dalam pembelajaran matematika yang berdasarkan kepada individu itu sendiri dalam merealisasikan suatu metode pembelajaran. Perbedaan taktik pembelajaran dilatarbelakangi oleh kemampuan, pengalaman, dan tipe kepribadian pendidik yang menyajikan pembelajaran.

3.2  Saran
Kegiatan pembelajaran tentunya tidak terlepas dari model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik serta taktik pembelajaran. Komponen-komponen tersebut perlu dipahami oleh pendidik supaya memiliki pengetahuan, baik konseptual maupun implementatif yang nantinya diterapkan untuk melakukan pembelajaran matematika sesuai dengan kondisi yang ada. Mekipun banyak paradigma yang berbeda dari beberapa konsep tersebut diharapkan bahwa guru mampu memahaminya sehingga pada saat di lapangan nanti guru tidak lagi bingung terhadap hal-hal tersebut. Dengan demikian diharapkan guru dapat menciptakan pembelajaran matematika secara efisien dan seoptimal mungkin.



















DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. (2015). Model-model, media, dan strategi pembelajaran konstektual (inovatif). Edisi Kelima. Bandung: Yrama Widya.

Darmawan, D. & Permasih. (2013). Konsep dasar pembelajaran. Dalam Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan pembelajaran (hlm.123-143). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Grafura, L. & Wijayanti, A. (2012). Model & strategi pembelajaran yang unik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hamalik, O. (2014). Kurikulum dan pembelajaran. Edisi Keempat Belas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Majid, A. (2015). Strategi pembelajaran. Cetakan keempat. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Masthoni. (2011). Paradigma belajar matematika. [Online]. Diakses dari: https://masthoni.wordpress.com/2011/04/07/paradigma-belajar-matematika/.

Maulana. (2011). Dasar-dasar keilmuan dan pembelajaran matematika (sequel 1). Subang: Royan Press.

Purnomo, Y.W. (2015). Pembelajaran matematika untuk PGSD: Bagaimana guru mengembangkan penalaran proposional siswa. Jakarta: Erlangga.

Runtukahu, J.T. & Kandou, S. (2014). Pembelajaran matematika dasar bagi anak berkesulitan belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Ruseffendi, E.T. dkk. (1992). Pendidikan matematika 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rusman. (2014). Model-model pembelajaran: mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rusman. & Dewi, L. (2013). Pendekatan, strategi, dan model pembelajaran. Dalam Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan pembelajaran (hlm.189-218). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sagala, S. (2006). Konsep dan makna pembelajaran. Cetakan Keempat. Bandung: CV. Alfabeta.

Siregar, E. & Nara, H. (2010). Teori belajar dan pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Suryosubroto, B. (2009). Proses belajar mengajar di sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Suwangsih, E. & Tiurlina. (2010). Model pembelajaran matematika. Edisi Kesatu. Bandung: UPI Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GOALS KOGNITIF (PEMAHAMAN, PENALARAN, KOMUNIKASI, KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS)

GOALS KOGNITIF (PEMAHAMAN, PENALARAN, KOMUNIKASI, KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS) MAKALAH Diajukan untuk m emenuhi s ...